Begitu mendapat laporan, jajaran kepolisian turun melakukan pemeriksaan ke lokasi TKP. Dari hasil pemeriksaaan yang dilakukan tim medis RS BaliMed Negara dan Tim Inafis Sat Reskrim Polres Jembrana, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Peristiwa heboh kematian dr Ida Ayu Tri Wedari pertama kali diketahui oleh suaminya yang juga seorang dokter spesialis tulang, dr Nyoman Gede Bimantara, 29.
Apalagi mayat itu sudah menimbulkan bau tak sedap dan ditemukan saat warga hendak melaksanakan Sholat Magrib sekitar pukul 18.00 WIB. Dia mengatakan, pria tersebut diduga bukan warga yang tinggal di pemukiman setempat. Menurut Sarly, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, bontang polisi menduga bahwa peristiwa yang dialami korban merupakan kasus bunuh diri. Setibanya dilokasi saksi melihat sepintas ada orang yang dalam posisi tergantung. Karena panik dan takut saksi bergegas pulang mencari orang untuk diajak memastikan apa yang dilihat.
Kemudian, dirinya membangunkan anggota keluarga yang lain untuk mencari korban. “Ini telah berlangsung selama berbulan-bulan dan tidak ada yang dilakukan,” ucap sang kakek. Usut punya usut, pria asal Banjar Dukuh, Desa Bunutin, Bangli itu nekat bunuh diri karena depresi akibat sakit menahun. Selanjutnya, kedua jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi guna penyelidikan lanjut.
“Iya hingga saat ini belum diketahui apa penyebanya hingga Usdar mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,”tutupnya. Saksi mengakui sempat melihat korban duduk-duduk di depan kamar kosnya. Lebih lanjut, masalah meningkatnya penggunaan media sosial oleh anak-anak juga memberi peran dalam masalah ini. Dari hal itu, berlanjut ke masalah banyak anak-anak yang begadang dan ini meningkatkan risiko stres dalam diri mereka. Ada begitu banyak alasan mengapa anak-anak memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun, mengacu pada data yang dimiliki Children’s Minnesota Hospital, itu karena penyalahgunaan narkoba multigenerasi, kesehatan mental, dan kemiskinan.
AL yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya. KARAWANG, iNews.id – Gegara diputus pacar, seorang pelajar SMA di Karawang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Korban ditemukan orang tuanya sudah tergantung di plafon kamar. Hasoloan mengatakakan polisi langsung melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah, setelah di periksa, pria ditemukan tewas tersebut sama sekali tidak terdapat identitasnya. Kasi Humas Polres Bangli Iptu I Wayan Sarta mengatakan dari hasil pemeriksaan medis dibantu tenaga kesehatan puskesmas setempat, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban.
Saat diisolasi, korban sempat meminta ijin ke pihak safety agar diberikan waktu untuk keluar. Namun korban tidak diberikan izin sampai waktu karantina selesai. Merasa tertekan dan depresi pada Senin, 18 Oktober 2021 sekitar pukul 10.00 Wita, korban melarikan diri dari ruang isolasi.
Permasalahan pertama adalah banyaknya kasus gantung diri di Gunungkidul, di mana usia pelaku gantung diri didominasi warga berumur tahun, atau disebut lanjut usia . Salah seorang kerabat HS tidak sengaja melihat pemandangan tersebut. Saksi mengaku menemukan HS dalam keadaan tergantung saat hendak memberi makan ternak ayamnya. DEPOK – Seorang pria berinisial Y ditemukam tewas gantung diri di dekat Setu Citayam, Depok. Y merupakan pengantar ikan asin di Pasar Kemiri Muka yang saban hari selalu berangkat pagi. “Selama dirawat itu, saya juga terus komunikasi via telepon dengan kakak.
Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko menambahkan, bahwa pihaknya sedikit kesulitan mengidentifikasi pelaku karena pelat nomer kendaraan pelaku diduga palsu. Mendapat informasi itu, Polsek Tambusai langsung datang ke rumah Arifin, dan melakukan olah TKP lalu, melakukan visum luar, yang mana memang didapati Arifin tewas karena gantung diri. Karena orang tua Arifin mengaku tidak punya uang, maka uang yang diminta Arifin tidak diberikan. Sementara Arifin dengan kesal masuk ke dalam rumah sambil mengatakan “Jangan nanti mamak nyesal ya,” kata Arifin sembari meninggalkan ibunya. Usai diinformasikan, orang tuanya langsung pulang dan menyaksikan anaknya sudah terbujur kaku dalam keadaan menggantung di depan kamar kos-kosan yang mereka sewa.
Belum diketahui latar belakang atau motif korban diduga nekat gantung diri. “Motif gantung dirinya belum tahu. Kami masih mendalami,” kata Maulana. Kajian dilakukan untuk menghasilkan desain bangunan bawah jembatan gantung yang handal.
Seisi rumah dan sekelilingnya sudah dicek, namun korban Doblet Antara tidak berhasil ditemukan. Sampai akhirnya anak korban, Gede Eka Saputra, memeriksa ke pondok di tegalan yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. Sampai di pondok, Gede Eka bertemu seorang warga I Made Mardana alias Pogot, kemudian langsung menuju pintu kamar pondokan. Ketua LPD Desa Adat Ked, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, I Ketut Doblet Antara, 53, ditemukan tewas gantung diri di pondok tegalan miliknya, Minggu (29/8) sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Naas, korban akhirnya meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit. Petugas kepolisian Polsek Sawah Besar yang tiba di lokasi segera melakukan olah TKP. Saat jenazah korban dicek oleh tim identifikasi Polres Metro Jakarta Pusat, korban diketahui mengeluarkan sperma yang merupakan tanda bahwa korban meninggal karena gantung diri.
Adapun ia gantung diri di suatu pohon durian dekat dengan rumah. Nuratni terlihat gantung diri dengan menggunakan tali plastik/nilon berwarna biru dengan panjang kurang lebih 3 meter seperti dilansir laman resmi Polres Buleleng, Bali. Polisi Bumi Panji Sakti sempat melakukan penyelidikan awal dengan memaparkan kronologis temuan Nuratni yang sudah tak bernyawa lagi. Aksi AY alias Dower keterlaluan karena nyamar menjadi debt collector.
Saat ditemukan, mayat pria tersebut telah mengeluarkan bau busuk dan diduga sudah beberapa hari menggantung. JAKARTA, iNews.id – Di Chantaburi, Thailand seorang jurangan durian Arnon Rodhtong mengadakan sayembara mencarikan jodoh untuk sang anak. Imbalan sayembara tersebut berupa 10 juta baht atau sekitar Rp4,4 miliar, 10 mobil, dan sebuah rumah. Polisi masih menyelidiki kasus untuk mengungkap motif aksi bunuh diri tersebut. Informasi diperoleh, identitas korban berinisial FK warga Pemangku Taman Indah, Pekon Kubu Perahu. “Setelah pulang dari rumah Pak Dukuh, saya kemudian masuk ke kamar mandi dan melihat suami sudah gantung diri.
“Hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan atau hal yang mencurigakan. Korban diketahui sudah lama hidup sendiri setelah berpisah dari istrinya. Namun beberapa hari terakhir, korban dilaporkan sering mengamuk tidak jelas. Selang setengah jam, ibunya dibuat heran karena anaknya tak kunjung keluar dari kamar mandi.
Ku rasa aku tak sanggup lagi menjalani hidup, yang sudah terlanjur rusak ini,” tulis Pratyusha Banerjee pada pesan WA tersebut. Polisi mendalami dugaan tindak pidana pencucian uang dalam kasus ini. Dittipideksus Bareskrim Polri menyita uang tunai Rp217 miliar dari tujuh rekening pihak transfer dana. Fulus itu adalah hasil perputaran uang yang dipinjamkan dan dibayarkan debitur. Menurut keterangan Iis , penjual soto di samping rumah Cristian Heru Lukito, kali pertama korban ditemukan oleh karyawannya, Dedy warga Benowo.
Lalu kakak korban, Megawati Boru Siregar meminta korban untuk keluar tapi korban tidak menyahut, lalu saksi memanggil suami korban agar mendatangi istrinya. Kemudian dilakukan penyelidikan di seputaran tempat kejadian perkara dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Polisi kemudian menurunkan mayat pria dari atas dahan pohon Sengon. Polisi lalu melakukan olah TKP sebelum membawa kedua mayat ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Bayu semasa hidup.“Yang ketiga ini, menurut keluarga, tidak lagi sempat tertolong,” jelasnya, Senin (6/9).
Sejumlah barang bukti gantung diri, berupa tali turut diamankan petugas. Sang suami, berinisial AS , sendiri yang pertama kali menemukan EA tewas tergantung di rumahnya. Pada hari kejadian, lelaki yang bekerja seagai pegawai honorer di Pengadilan Tinggi Negeri Kendari itu pulang terlambat karena ada urusan kantor. Korban ditemukan tewas dengan posisi leher tergantung pada seutas tali nilon pukul 09.30 Wita di rumah milik dari dr Chandra di Kelurahan Sarongsong II Jalan SBY. Dua tahun ini korban hidup sebatang kara usai suaminya meninggal.